Tuesday, April 8, 2014

Karena Aku Tak Ada Keberanian

Karna apa yang tak biasa bisa menjadi biasa ketika sesuatu hal datang membawa kenyamanan. Entah disengaja atau tidak, tapi perasaan itu pasti muncul dengan sendirinya. Entah dengan waktu yang di tentukan maupun tak direncanakan.

Awalnya tak ada pengharapan lebih, mungkin hanya sekedar kagum atas perlakuan yang seolah mengistimewakan dan seolah diagungkan. Tapi beda halnya bila ia bersifat sama dengan yang lain. Ia mengistimewakan dan mengagungkan sosok lain juga misalnya..
Ini memang tak menjadi bebanku harusnya. Tapi tanpa dirasa dan disadari, aku telah masuk dalam ruang nyamannya. Saat ia tak lagi ada ditatap muka dan tak terlihat dihadapku, aku selalu mencari ke seluk beluk arah dimana tempat ia berada. Saat ia tak lagi bersifat yang mengistimewakan seperti waktu lalu, aku seolah mencari tau sebab perubahan ia yang tak lagi mengistimewakan aku. Merasa hilang. Iya, hilang begitu saja.
Dan tersadar juga, bukan hanya aku yang diistimewakan. Iya, bukan hanya aku. Memang ada rasa kehilangan. Sepi, tak lagi diagungkan, bahkan diistimewakan.
Ada rasa sirna dan perbedaan, berkurangnya rasa keistimewaan itu membuat aku selalu mencari dan membodohi diriku sendiri..
Membodohi diriku sendiri atas kediamanku. Mengapa aku selalu diam saat aku merasa nyaman padanya?
Mengapa aku selalu diam saat kenyamanan itu ada?
Mengapa aku selalu tak memiliki keberanian tuk berkata "Iya, aku nyaman denganmu" dari awal?
Maaf..
Keberanianku tak seperti ikan hiu besar yang menerkam ikan-ikan kecil untuk konsumsinya..
Keberanianku ciut seperti keripik yang telah lama diruang terbuka dan terkena udara luar..
Aku tak memiliki keberanian seperti matahari yang mampu memberi cahaya terik di bumi..
Maaf aku hanya mampu menjadi pohon kaktus, yang mampu bertahan meski aku berada ditempat panas dan sulit air sekalipun..
Karena keberanian itu sulit untuk ku kuasai,
Karena keberanian itu sulit untuk ku miliki..
Twitter: @Lya_cahyanth

0 comments:

Post a Comment